Sistem saraf merupakan salah satu bagian yang sangat penting dalam tubuh manusia. saraf merupakan sebuah jaringan yang bisa dikatakan menyampaikan berbagai macam komando yang berasal dari dalam otak. Dalam tubuh manusia sendiri terdapat dua macam sistem yang keduanya sangat penting, yaitu sistem saraf dan juga sistem peredaran darah. Meskipun kedua sistem tersebut saling berbeda fungsi dan tujuan, namun keduanya bisa dikatakan memiliki keterkaitan.
Meskipun berada di dalam tubuh dan terlindung dengan berbagai macam organ dan jaringan. Akan tetapi sistem saraf merupakan salah satu sistem yang bisa dikatakan cukup rentan dengan kerusakan dan gangguan. Pada tubuh manusia sistem saraf dapat dibagi menjadi dua bagian besar, yaitu sistem saraf pusat yang berada di otak dan juga sistem saraf tulang belakang.
Gangguan pada sistem saraf manusia dapat terjadi dengan berbagai macam sebab. Ada gangguan yang bisa dikatakan cukup ringan namun, ada juga beberapa gangguan yang bisa dikatakan cukup berbahaya. Hingga saat ini pengobatan untuk memperbaiki sistem saraf masih bergantung pada tindakan operasi bedah. Sebagai salah satu jenis operasi bedah, tindakan operasi saraf merupakan sebuah tindakan yang berbahaya. Salah satu jenis operasi bedah saraf adalah tindakan operasi bedah saraf tulang belakang. Operasi ini biasanya dilakukan untuk memperbaiki susunan saraf yang ada pada tulang belakang. Kerusakan yang dapat disebabkan dengan berbagai macam hal. Terdapat beberapa hal yang bisa kita ketahui dari tindakan operasi tersebut, seperti
Penyebab Operasi Bedah Saraf Tulang Belakang
Tindakan operasi saraf tulang belakang biasanya dilakukan bersamaan dengan tindakan operasi tulang belakang. kebanyakan penyebab dari kerusakan bagian saraf tulang belakang disebabkan oleh adanya gangguan atau kelainan pada tulang. Kelainan atau kerusakan tersebut dapat saja dikarenakan faktor internal dan juga faktor eksternal. Salah satu faktor eksternal yang paling sering terjadi adalah karena kecelakaan. Secara umum terdapat beberapa penyebab gangguan pada saraf bagian tulang belakang. Beberapa penyebab tersebut adalah :
- Cedera
- Rheumatoid arthritis
- Posisi tubuh yang salah namun terjadi secara berulang.
- Obesitas
- Postur tubuh yang tidak baik dapat menambah tekanan pada tulang belakang dan saraf.
- Stres dari pekerjaan yang berulang-ulang
- Aktivitas olahraga yang dilakukan dalam beban yang berlebih.
Bisa dikatakan penyebab yang disebutkan di atas merupakan penyebab yang lebih dikarenakan faktor eksternal. Namun, pada beberapa kasus khusus tak sedikit ditemukan kerusakan pada saraf tulang belakang dikarenakan genetik.
Pengobatan Saraf Tulang Belakang
Telah kita sebutkan sebelum nya bawa untuk pengobatan kerusakan pada bagian saraf di tulang belakang, masihlah menggunakan tindakan operasi. Tindakan operasi saraf tulang belakang tidak bisa dilakukan oleh sembarang dokter. Dari berbagai macam dokter bedah, yang biasa melakukan tindakan operasi ini adalah dokter spesialis saraf dan juga spesialis tulang. Pada beberapa keadaan khusus terkadang operasi bedah saraf tulang belakang dilakukan oleh keduanya. Tindakan operasi sendiri dapat menggunakan dua metode yang berbeda yaitu operasi bedah besar dan juga operasi bedah minimal invasif. Keduanya memiliki kelebihannya masing-masing :
- Bedah terbuka konvensional
Tindakan operasi yang satu ini merupakan tindakan operasi yang mengharuskan dokter untuk membedah bagian tulang belakang pasien. Sayatan yang dibutuhkan pun juga jauh lebih besar. Selain itu tindakan operasi ini juga memiliki berbagai efek samping operasi tulang belakang yang bisa diwaspadai. Karena itu tindakan operasi yang satu ini hanya dilakukan ketika memang keadaan yang mendesak. Selain memiliki kemungkinan efek samping yang besar, proses penyembuhan dari tindakan operasi ini juga jauh lebih lama.
- Bedah minimal invasif
Tindakan operasi bedah saraf tulang belakang yang satu ini bisa dikatakan merupakan metode modern. Tindakan operasi sangat berbeda jauh dari tindakan operasi terbuka. Dalam operasi ini, biasanya dokter hanya membutuhkan sayatan yang tidak terlalu besar. Selain itu dokter juga tidak akan melakukan pembukaan pada bagian punggung. Selama tindakan operasi dokter akan membuat sayatan kecil tempat masuknya endoskop guna melihat keadaan di bagian tulang belakang.
Setelah dokter menemukan titik kerusakan dan melihat keadaan biasanya dokter akan melakukan tindakan lanjutan. Salah satu contohnya adalah menggunakan laser untuk menghancurkan diskus yang menekan saraf. Metode penghancuran diskus itu sendiri banyak dilakukan pada tindakan operasi saraf kejepit.
Meskipun kedua jenis operasi bedah tersebut memiliki metode yang berbeda. Namun, persiapan sebelum tindakan operasi masihlah tetap sama. Sebelum tindakan operasi berlangsung pasien haruslah menjalani berbagai macam tes terlebih dahulu, seperti :
- Tes darah
- Pemeriksaan USG
- Pemeriksaan Rontgen
- Pemeriksaan riwayat kesehatan
Pada dasarnya selain mengandalkan tindakan operasi pembedahan, kelainan saraf pada bagian tulang belakang juga dapat diatasi dengan hanya pemberian obat-obatan. Namun, tentu saja kondisi tersebut dapat dilakukan jika kerusakan pada bagian saraf tidak berada dalam kondisi yang membahayakan dan mengkhawatirkan. Secara umum terdapat beberapa jenis obat yang dapat di konsumsi oleh pasien, seperti
- Aspirin
- Ibuprofen
- Naproxen
- Kortikosteroid
- Serta dapat melakukan injeksi steroid.
Resiko Operasi Bedah Saraf Tulang Belakang
Meskipun tindakan operasi saraf tulang belakang pada dasarnya bertujuan untuk memulihkan keadaan pasien. Namun, bukan tidak mungkin tindakan operasi juga membawa resiko. Apalagi tindakan operasi saraf merupakan salah satu tindakan operasi yang cukup berbahaya dan juga beresiko. Secara umum terdapat beberapa resiko yang bisa saja muncul, seperti :
- Pendarahan
- Infeksi
- Kelumpuhan
- Kerusakan saraf permanen
- Kelainan pada tulang belakang
- Alergi
- Kerusakan sumsum tulang belakang
- Kemungkinan menjalani bedah ulang
- Kematian
Itu tadi beberapa hal yang berhubungan dengan operasi bedah saraf tulang belakang yang dapat kita ketahui. Tindakan operasi tersebut bukanlah sebuah tindakan operasi yang mudah atau sederhana. Meskipun menggunakan teknik minimal invasif dengan minim resiko, akan tetapi tetap saja memiliki kemungkinan resiko yang tersisa. Semoga informasi tadi bermanfaat.