Kista ovarium dapat terjadi pada setiap wanita dan merupakan permasalahan yang sering terjadi, terutama bagi wanita yang masih mengalami proses menstruasi. Sebenarnya kista sendiri bukanlah permasalahan serius dan dapat menghilang dengan sendirinya, namun kista juga dapat menimbulkan gejala menyakitkan sehingga memerlukan perawatan khusus dalam menyembuhkannya.
Apa Itu Operasi Kista Ovarium ?
Kista ovarium berbentuk seperti kantung kecil dan berisi cairan yang berasal dari ovarium. Apabila dibiarkan tumbuh dan membesar, kista ovarium dapat mengakibatkan berbagai gejala yang menyakitkan seperti :
- Nyeri pada tulang panggul sebelum dan setelah menstruasi
- Nyeri pada perut ataupun panggul secara tiba tiba
- Demam
- Mual
- Muntah
- Pusing
- Lemah dan merasa ingin pingsan
- Nafas menjadi lebih cepat
- Menstruasi tidak teratur (jadwal menstruasi berubah)
- Perut membesar atau membengkak
- Perut terasa tertekan
- Nyeri pada tulang panggul saat berhubungan seksual (dispareunia).
- Sering buang air kecil
- Payudara menjadi sensitif
Apabila gejala tersebut muncul, sebaiknya segeralah berobat ke dokter karena gejala tersebut mengindikasikan bahwa kista telah pecah atau luruh. Kista yang besar dan pecah merupakan keadaan darurat dan bahaya karena dapat mengakibatkan terjadinya perdarahan berat sekaligus menandakan bahwa terjadi torsi ovarium (ovarium terpuntir).
Kista ovarium dapat diobati dengan pemberian obat ataupun terapi, namun apabila dibiarkan terlalu lama atau tanpa melakukan perawatan yang benar dapat membuat kista menjadi ganas dan membesar. Berat bobot kista dapat berkali kali lipat lebih besar daripada mengandung seorang bayi, lebih tepatnya berat bobot kista dapat mencapai 12 kilo .
Operasi kista ovarium perlu dilakukan apabila ukuran kista telah membesar, gejala yang dirasakan telah banyak dan memiliki potensi resiko lebih tinggi kanker ovarium bagi wanita yang telah menopause dan mempunyai kista ovarium. Penanganan operasi pada kista ovarium sendiri dilakukan dengan dua jenis operasi yaitu Laparoskopi ataupun Laparotomi. Tindakan operasi pada kista ovarium sangat perlu dilakukan dalam keadaan kita seperti :
- Kista tidak kunjung menghilang dengan sendirinya setelah siklus menstruasi, setidaknya dalam 2 sampai 3 bulan
- Seiiring berjalanya waktu ukuran kista semakin membesar
- Saat dilakukan USG, bentuk kista menjadi tidak biasa
- Kista menimbulkan berbagai rasa sakit
- Kista dapat tumbuh berkembang menjadi kanker ovarium
Meskipun objek dari operasi kista ovarium berada pada perut yang sama bahkan efek dari operasi ini dapat mempengaruhi indung telur, namun penanganannya berbeda dengan operasi caesar.
Persiapan Sebelum Operasi Kista Ovarium
Sebelum melakukan operasi kista ovarium sebaiknya terlebih dahulu mempersiapkan berbagai persiapan penting, termasuk persiapan mental. Bagi pasien yang pernah mengalami kondisi operasi bypass jantung, sebaiknya informasikan kondisi sedetail detailnya kepada dokter Anda. Berbagai persiapan yang dimaksud adalah :
- Lakukan pemeriksaan medis untuk mengetahui kondisi kesehatan saat ini
- Melakukan tahap revisi obat
- Lakukan tes darah dibagian ginekologi untuk memastikan diagnosis dari penyakit yang diderita
- Lakukan analisis urin
- Lakukan CT-scan seperti sinar X untuk mengetahui kondisi dari organ reproduksi yang berada didalam tubuh dan organ organ lainnya
- Lakukan ultrasonografi atau uji dengan menggunakan gelombang suara untuk mempelajari kondisi didalam perut
- Lakukan elektrokardiogram untuk mendeteksi aktivitas jantung dengan menggunakan pengukuran arus listrik melalui otot otot yang ada di jantung
- Jangan meminum obat yang tidak sesuai dengan resep dokter
- Hindari mengkonsumsi obat aspirin, ibuprofen, naproxen ataupun pengencer darah
- Konsultasi kepada dokter Anda apakah ada obat yang harus diambil sebelum operasi dilakukan
- Informasikan kepada dokter Anda, kemungkinan adanya gangguan pendarahan ataupun kondisi medis riwayat kesehatan
- Apabila kemungkinan diperlukan transfusi darah, Anda harus mempunyai sampel darah sebelum tindakan operasi dilakukan
- Jangan merokok untuk mempercepat proses penyembuhan
Prosedur Operasi Kista Ovarium
Untuk menghilangkan kista pada kondisi tertentu harus menggunakan tindakan operasi kista ovarium yang terbagi menjadi dua jenis operasi, yaitu :
1. Laparoskopi
Laparoskopi merupakan tindakan operasi dengan sedikit rasa sakit, efisien dan membutuhkan waktu pemulihan relative lebih cepat. Tindakan operasi ini tidak membutuhkan pembedahan yang besar namun cukup dengan memasukkan laparoskop (mikroskop yang berbentuk tabung kecil dengan kamera dan lampu terletak diujungnya). Prosedur operasi kista ovarium dengan teknik ini adalah :
- Persetujuan pasien berserta pihak keluarga
Dokumen peserta persetujuan dari pasien ataupun pihak keluarga sangat diperlukan sebelum melakukan tindakan operasi pada kista ovarium. Tindakan ini untuk memonitoring kondisi kesehatan pasien sekaligus sebagai rekam jejak tindakan kesehatan yang dilakukan.
- Pembiusan oleh dokter ahli anestesiapa
Setelah persetujuan dan dokumen untuk tindakan operasi pada kista ovarium terselesaikan. Dokter akan mengambil tindakan untuk memberikan anestesi ke pasien, sebelum melakukan tindakan operasi.
- Pemasangan kateter dan infus
Pemasangan kateter pada bagian uretra pasien sangat diperlukan untuk membantu mengalirkan urin sekaligus menampungnya selama masa tindakan operasi kista ovarium dilakukan. Pasien diberikan pemasangan infus juga untuk mencegah munculnya infeksi yang kemungkinan dapat terjadi selama masa operasi.
- Memulai sayatan di perut
Saat obat bius telah bekerja dengan sempurna, biasanya dokter akan mengoleskan beberapa antiseptik diperut dan juga memberikan obat penenang untuk membantu pasien agar lebih rileks. Kemudian dokter akan membuat sayatan pada kulit dan dilanjutkan dengan memasukkan laparoskop ke dalam perut pasien. Kemudian secara perlahan lahan, gas diisikan pada perut pasien untuk memudahkan dokter dalam melakukan tindakan operasi pada kista ovarium. Setelah itu kista akan dihilangkan dan sayatan diperut akan ditutup dengan menggunakan jahitan yang dapat larut dalam tubuh.
2. Laparotomi
Laparotomi merupakan tindakan operasi kista ovarium yang dilakukan apabila ukuran kista sangat besar dan mempunyai potensi kemungkinan berkembang menjadi kanker. Prosedur operasi pada kista ovarium dengan teknik ini adalah :
- Dokumen dan persetujuan dari pasien dan pihak keluarga
Sebelum tindakan operasi kista ovarium dilakukan harus mendapatkan persetujuan tertulis dari pihak pasien beserta keluarganya. Hal ini sangat diperlukan karena merupakan bagian dari rekam jejak kesehatan dan juga pertanggung jawaban, apabila terjadi sesuatu.
- Pembiusan oleh dokter anestesi
Setelah dokumen dan persetujuan telah terselesaikan dengan baik, dokter akan memberikan anestesi ke pasien sebelum tindakan operasi kista ovarium dilakukan.
- Pemasangan kateter dan infus
Pemasangan kateter pada uretra pasien juga dilakukan sebelum tindakan operasi kista ovarium dilakukan agar urin dapat tertampung dan tidak mengganggu jalannya operasi. Pemberian infuse juga diberikan untuk membantu mencegahinfeksi yang kemungkinan terjadi sealma masa tindakan operasi.
- Memulai sayatan diperut
Ketika obat bius telah bekerja dengan sempurna, dokter akan mengoleskan beberapa antiseptik diperut. Pasien juga akan diberikan obat penenang agar dapat rileks, kemudian dokter akan membuat sayatan tunggal di perut pasien. Setelah itu dokter akan melanjutkan tindakan pengangkatan kista dan menutupnya kembali dengan jahitan yang dapat larut didalam tubuh.
Kedua jenis operasi pada kista ovarium ini sama sama melakukan proses anestesi sama seperti dalam prosedur operasi kanker mulut ataupun operasi operasi lainnya.
Perawatan Pasca Operasi Kista Ovarium
Setelah tindakan operasi pada kista ovarium dilakukan, pasien akan masuk ke dalam tahap penyembuhan pasca operasi yang akan memakan waktu sekitar 4-6 minggu sampai kondisi benar benar pulih. Khusus untuk tindakan operasi pada kista ovarium dengan menggunakan teknik laparoskopi, lama penyembuhan pasca tindakan operasi biasanya lebih cepat. Untuk perawatan pasca tindakan operasi disesuaikan dengan kondisi kesehatan pasien masing masing, sehinga diperlukan konsultasi rutin dengan dokter terkait.
Pada dasarnya operasi pada kista ovarium dilakukan, apabila kista sudah dalam kondisi membesar dengan indikasi akan menjadi tumor ganas, namun bila kista masih dalam ukuran kecil dan bersifat tidak ganas masih bisa diobati dengan obat tanpa harus melakukan tindakan operasi.
Efek Samping Pasca Operasi Kista Ovarium
Umumnya pasien akan mengalami kecemasan luar biasa terkait tindakan operasi pada kista ovarium atau pengangkatan kista. Khawatiran ini disebabkan munculnya stigma pada pasien bahwa setelah tindakan operasi pada kista ovarium akan sulit mempunyai keturunan/mandul. Namun sebenarnya stigma tersebut tergantung dari kondisi kesehatan setiap individu. Beberapa bahaya atau efek samping dari operasi kista ovarium yang dapat terjadi adalah :
- Peningkatan kadar jumlah hormon yang dapat bekerja merangsang folikel ovarium agar bekerja aktif sebelum waktunya Folikel Stimulaing hormone (FSH) mulai bekerja. Apabila jumlah folikel ovarium mengalami peningkatan, biasanya kondisi ovarium menjadi kurang responsive
- Setelah melakukan pengangkatan kista dengan tindakan operasi kista ovarium sebenarnya akar tumor tidak benar benar mati sehingga dokter perlu memonitor aktivitas CA 125 terkait pertumbuhan sel abnormal dari sel kista tersebut. Biasanya pasien sering mengabaikan pemantauan ini karena faktor financial dan malas datang ke rumah sakit. Selain itu dokter yang kurang cermat juga dapat membuat sel abnormal penyebab kista tumbuh lagi tanpa disadari.
- Terjadi komplikasi dengan penyakit lain pada bagian tubuh, seperti adhesi, luka yang terjadi pada rectum ataupun gangguan kantung kemih. Hal ini disebabkan karena sel abnormal penyebab kista sulit sekali untuk dibunuh sampai ke akar akarnya
- Hasil dari sayatan operasi pada kista ovarium yang kurang terampil dapat meninggalkan luka dan berpotensi mengakibatkan infeksi karena bakteri dapat masuk
- Apabila melakukan operasi pada kista ovarium dalam masa kehamilan dapat mengakibatkan luka operasi terbuka kembali ketika proses melahirkan, terlebih lagi apabila dokter tidak menyadarinya maka kemungkinan pasti luka akan kembali menganga
- Apabila tindakan operasi pada kista ovarium dilakukan pada saat menyusui (laktasi) akan menimbulkan efek ASI tidak keluar karena produksi ASI akan terhambat
- Kista pecah pada saat tindakan operasi kista ovarium dilakukan dapat menyebabkan pendarahan internal, karena cairan dapat menyebar ke organ tubuh lainnya. Apabila cairan ini tidak segera dibersihkan dapat menyebabkan infeksi atau bahkan sel tumor dapat tumbuh pada organ lain.
- Mengalami Torsi Ovarium yaitu perpindahan posisi kista yang disebabkan oleh ukuran kista yang semakin membesar dan perlahan lahan mengganjal ovarium. Kondisi seperti ini dapat berbahaya bagi posisi bayi dan bahkan dapat menyebabkan munculnya rasa sakit yang luar biasa.
Karena kista ovarium sangat erat kaitannya dengan sel telur atau indung telur, sebaiknya untuk melakukan operasi ini sangat difikirkan matang matang, terlebih lagi apabila pasien akan berencana untuk melahirkan baik secara normal ataupun operasi caesar kembar.