Rongga dada berisi organ-organ vital yang dilindungi oleh tulang rusuk. Tulang rusuk dihubungkan satu sama lainnya oleh lapisan otot dan berperan penting dalam proses pernapasan. Tulang rusuk juga menempel pada tulang belakang dan berperan dalam membentuk postur tubuh dan menjaga stabilitas tubuh.
Fraktur atau patah tulang dapat terjadi pada satu tulang rusuk atau lebih dari satu tulang rusuk dan dapat terjadi hanya pada satu sisi atau pun kedua sisi. Setidaknya dalam satu tahun terdapat sekitar tiga juta orang yang mengalami patah pada tulang rusuk di dunia. Patah tulang rusuk sering terjadi akibat kecelakaan, jatuh, cedera saat berolahraga, atau saat berekreasi. Kanker seperti operasi kanker payudara atau operasi kanker prostat yang telah menyebar ke tulang juga dapat melemahkan tulang rusuk dan mengakibatkan patah. Atlet-atlet angkat beban juga sangat rentan mengalami patah tulang rusuk, karena olah raga ini memberikan beban yang berat pada tulang, terutama tulang rusuk.
Persiapan Operasi Tulang Rusuk Patah
Tulang rusuk merupakan tulang yang sangat tipis dibandingkan tulang lainnya di tubuh. Tanda patah tulang rusuk biasanya sangat terlihat jelas. Pembengkakan dan memar pada dada merupakan tanda yang paling terlihat, diikuti gejala nyeri saat bernapas, napas pendek dan batuk berdarah. Pada kondisi yang parah patah tulang rusuk juga dapat merusak paru-paru, mengingat ujung tulang yang patah biasanya cukup tajam untuk dapat menembus paru.
Patah tulang rusuk umumnya dapat sembuh sendiri dengan istirahat dan terapi suportif. Dokter biasanya akan memberikan obat-obatan anti nyeri. Dalam hal ini, nyeri sangat penting untuk dikontrol karena dapat mengganggu pernapasan. Dokter juga akan merekomendasikan untuk menggunakan incentive spirometer yaitu alat medis yang digunakan untuk memperbaiki fungsi paru. Selain itu, usahakan juga untuk tetap aktif bergerak, seperti berjalan kaki karena sangat penting untuk memaksimalkan fungsi paru.
Jika kondisi patah tulang rusuk lebih dari satu dan mengalami dislokasi atau pergeseran, atau pada kondisi kelainan parah pada dinding dada, maka diperlukan tindakan operasi untuk memfiksasi posisi tulang yang patah atau dikenal dengan surgical fixation. Surgical fixation ini ditahui dapat mengurangi nyeri, meminimalisir durasi penggunaan ventilator, menurunkan resiko pneumonia, mengurangi waktu perawatan di rumah sakit, dan lebih hemat biaya.
Prosedur Operasi Tulang Rusuk Patah
Operasi tulang patah untuk fikasasi tulang rusuk memiliki tantangan dan kesulitan tersendiri. Kondisi tulang rusuk yang tipis menyebabkan tidak semua alat fiksasi dapat mudah digunakan. Banyaknya saraf dan pembuluh darah di sela-sela tulang rusuk juga memungkinkan penggunaan alat fiksasi tertentu dapat menyebabkan nyeri kronis.
- Operasi dimulai dengan pemberian anestesi pada pasien.
- Kemudian dilakukan insisi atau penyayatan pada bagian tulang yang akan difiksasi. Alat fiksasi yang digunakan dapat berupa plat yang bisa diserap tubuh, atau plat titanium dengan skrup dan kawat.
- Alat fiksasi tersebut akan digunakan untuk menyatukan tulang yang patah sehingga dapat bersatu pada posisi yang normal.
- Setelah tulang difiksasi maka akan dipasang selang drain kecil yang akan dipasang selama 24 – 48 jam setelah operasi.
- Selanjutnya dilakukan penutupan dan penjahitan.
Resiko Operasi Tulang Rusuk Patah
Seperti operasi-operasi lainnya, operasi fraktur atau operasi tulang rusuk patah juga beresiko mengalami komplikasi dan mengalami operasi gagal karena biaya operasi patah tulang yang tidak sedikit. Kemungkinan komplikasi yang dapat terjadi pada operasi tulang rusuk patah di antaranya yaitu
- Infeksi Luka Operasi
Luka operasi harus sangat dijaga dan dirawat dengan baik. Perawatan yang buruk dapat mengakibatkan infeksi pada luka operasi. Infeksi pada luka operasi dapat menyebabkan cairan atau lendir terus keluar dari luka dan penyembuhan luka menjadi terganggu sehingga menyebabkan kulit tidak bersatu. Tidak hanya faktor perawatan, faktor internal dari pasien juga sangat mempengaruhi. Kekebalan tubuh yang buruk dan adanya penyakit penyerta juga meningkatkan resiko terjadinya infeksi pada luka.
- Osteomielitis
Osteomielitis atau infeksi pada tulang juga menjadi komplikasi yang mungkin terjadi, meskipun kejadiannya sangat jarang. Paparan tulang yang terjadi saat pembedahan memungkinkan masuknya kuman yang bisa menginfeksi tulang. Selain itu, kuman juga dapat masuk melalui selang drain yang dipasang setelah operasi. Ketika tulang mengalami infeksi maka pengobatan antibiotik pun akan lebih sulit karena area yang terinfeksi biasanya tertutup oleh bagian tulang lain sehingga sulit dijangkau antibiotik. Osteomielitis diminimalisir dengan penggunaan alat pembedahan yang steril dan teknik pembedahan yang steril.
- Pneumonia
Pneumonia merupakan infeksi pada jaringan paru yang mengakibatkan akumulasi cairan di paru. Pneumonia ini erat kaitannya dengan penggunaan ventilator setelah operasi dilakukan. Patogen dari dalam tubuh atau dari luar tubuh dapat mencapai paru sehingga mengakibatkan pneumonia.
Perawatan Operasi Tulang Rusuk Patah
Setelah operasi tulang rusuk patah, biasanya pasien akan masuk ke ruang perawatan intensif. Selama di ruang intensif pasien akan diobservasi ketat setiap jamnya. Beberapa perawatan yang dilakukan selama perawatan intensif di antaranya sebagai berikut.
- Manajemen ventilator
Perawat akan mengecek pernapasan pasien dan setting ventilator untuk memastikan ventilator berfungsi dengan baik dan sesuai. Pasien juga akan di suction yaitu pembersihan lendir di jalan napas dengan cara disedot oleh alat khusus setiap beberapa jam. Perawat juga akan melakukan perawatan mulut untuk meningkatkan kenyamanan pasien saat menggunakan ventilator.
2. Perawatan Luka
Setelah 24-48 jam setelah operasi, selang drain yang dipasang pada dada akan dilepas. Beberapa hari setelah operasi balutan penutup luka operasi akan diganti dan dibersihkan. Tindakan perawatan luka ini harus mempertahankan prinsip steril untuk mencegah terjadinya infeksi pada luka.
3. Nutrisi
Selama di ruang intensif, nutrisi biasanya diberikan melalui selang hidung yang langsung berhubungan dengan lambung yang disebut selang NGT (Nasogastric Tube). Nutrisi berbentuk makanan cair atau susu. Selain makanan selang NGT juga digunakan untuk memasukkan obat-obatan.
4. Cairan
Seperti makanan, cairan juga masuk melalui selang NGT. Selain itu asupan cairan juga dibantu dengan cairan infus. Selama di ruang intensif, baik masukan ataupun keluaran cairan akan dipantau secara rutin.
Fraktur atau patah tulang pada tulang rusuk biasanya membutuhkan waktu enam minggu untuk sembuh. Jika mengalami patah tulang rusuk, maka harus menghindari mengangkat beban berat atau olah raga berat selama beberapa minggu. Ketika nyeri sudah dirasa berkurang, barulah aktivitas ditingkatkan secara bertahap.